Sesaat Lebih Dekat dengan Konseling
Hai hai hai…ketemu lagi dengan
Suparman masih di 103 Jomblo FM, eittts salah… maksudnya di pertemuan ke-5 pada
mata kuliah Psikologi Konseling. Pada kesempatan ini mau membahas “Pendekatan
Konseling” yaaa setidaknya buat menambah pengetahuan kita mengenai
kekonselingan, juga mengajak semuanya AYO BELAJAR BARENG…semoga materi-materi
sebelumnya terus diulang-ulang
lagi biar ilmunya bermanfaat dan berguna untuk diri sendiri juga tak terkecuali
buat orang lain.
Pendekatan dalam ilmu konseling
untuk sebahagian kita ada yang masih menganggapnya asing, namun tidak jarang
juga bagi sebahagian lain sudah mengetahuinya bahkan mungkin sudah lebih jauh
mepraktekannya. Pendekatan konseling dibagi menjadi tiga pendekatan yang sudah
sangat popular di kalangan ilmuan dan praktisi konseling sendiri. Pendekatan
itu antara lain:
1. Directive
approach
pendekatan direktif/langsung yaitu
pendekatan dalam konseling yang notabene secara alokasi waktu selama satu sesi
lebih didominasi oleh peran konselor, sedangkan klien lebih sedikit mendapatkan
perannya.
2. Non-directive
approach
Pendekatan nondirektif/tidak
langsung yakni jenis pendekatan dalam sesi konseling dalam porsi peran antara
keduanya sama, pada padasarnya klien tidak mendominasi konselor begitu pun
koselor tidak akan mendominasi klien.
3. Eclective
approach
Pendekatan ketiga yaitu pendekatan
eklektif, pendekatan ini merupakan kombinasi atau pun perpaduan dari kedua
pendekatan sebelumnya, secara waktu dan perannya selama konseling bisa dipadukan
antara direktif dan non-direktif sesuai kondisi serta kebutuhan yang
diperlukan.
Selain yang telah dipaparkan di
atas, ada juga tipe konseling. Tipe konseling pada umumnya dibagi menjadi
tiga…yaitu individual konseling, group konseling, dan peer konseling.
Individual konseling adalah konseling yang dilakukan secara individual dalam
artian koselor dengan klien guna memahami dan membantu meringankan masalah yang
sedang dihadapi klien. Grup konseing merupakan konseling secara prakteknya
dilakukan bersamaan dalam hal ini konselor menangani banyak klien dalam satu
kasus yang sama. Peer konseling yakni konseling yang dilakukan sesama teman
sebaya hal ini untuk membantu menyelesaikan masalah antar temannya sendiri.
|
Aspek
|
Individual Konseling
|
Grup Konseling
|
Peer Konseling
|
|
Jumlah
|
1:1
|
1>1 (max 6)
|
1>1
|
|
Waktu
|
Lama
|
Singkat
|
Singkat
|
|
Penanganan Masalah
|
Berbeda-beda
|
Sama
|
Sama
|
|
Peran
|
Konselor sedikit
|
Konselor sedikit
|
Semuanya sama
|
|
Kelebihan
|
Lebih terperinci dan lebih dekat secara hubungan
interpersonal
|
Menangani masalah yang sama pada lebih dari satu
orang sekaligus
|
Lebih nyaman dan bisa terbuka dalam mengungkapkan
masalah
|
|
Kekurangan
|
Memerlukan waktu yang sangat lama
|
Terbatas untuk memperhatiakan lebih intens satu
persatu
|
Kurang memperhatkan status serta peran, hanya sebatas teman sebaya
|
Counselor
Responses:
Verbal
responses (RIS GARRIS FC)
ü Restatement= pengulangan kata persis
dengan yang dikatakan klien
ü Interpretation= mengartikan atau
menerjemahkan mengenai permasalahan menurut pengetahuan yang didapat
ü Supposition= pengandaian
ü General lead= mengarahkan
ü Acceptened= sikap penerimaan yang
dilaukan konselor terhadap klien
ü Reassurance= koselor meyakinkan
kembali kepada klien
ü Rejection= penolakan
ü Interpellation= mengintrupsi dengan
bertanya
ü Summary= meringkas sesi konseling
dari awal hingga akhir oleh konselor
ü Facilitation= konselor memfasilitasi
klien dalammembantu memahami serta menyelesaikan masalahnya
ü Clarification= memperjelas kembali
maksud pendapat konselor supaya tidak terjadi kesalah fahaman dengan klien
Non-verbal
responses (HOTT FEC)
· Head nudging (anggukkan kepala)
· Occasional smiling (senyuman)
· Tune of voice (intonasi suara)
· Touching (sentuhan)*
· Folding hand (melipatkan tangan)*
· Eye contact (kontak mata)
· Crossing leg (menyilangkan kaki)*
Keterangan:
*Hal-hal yang dihindari
“Sampai
ketemu lagi kawan, selamat belajar, dan semangat berjuang”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar